SELAMAT DATANG DI BLOG MATEMATIKA PAK EKO SMP 2 NGANJUK - JAWA TIMUR - INDONESIA
Blog ini sebagai sarana berbagi informasi dan pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran matematika
KITA GURU MATEMATIKA,KITA ADALAH SAUDARA

01 Juli 2012

Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Negeri 2 Nganjuk

Hasil Sementara Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Negeri 2 Nganjuk tahun pelajaran 2012/2013 klik di sini

Baca Selengkapnya......

Jangan Berharap Guru Profesional dengan Cepat

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Bedjo Sujanto tidak berharap banyak pada pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Menurutnya, profesionalisme guru merupakan buah dari memupuk, bukan timbul dari kegiatan yang dilangsungkan dalam waktu singkat."PLPG kami gelar selama 9 hari, jangan berharap guru jadi profesional dalam waktu singkat. Tapi jika dimanfaatkan dengan baik, pasti akan mendapatkan hal baru," kata Bedjo saat ditemui di UNJ, Senin (11/6/2012). Ia menambahkan, hal-hal yang dilakukan selama PLPG lebih didominasi dengan kegiatan yang menyegarkan. Yakni, merangsang kreativitas guru dalam memilih dan menyajikan materi kepada para peserta didik. "Apa yang terjadi di dalamnya? Refreshing, bukan mengajari. Kan semua sudah diajari waktu kuliah," ucapnya. Sebagai salah satu universitas yang memiliki Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan, UNJ tengah melaksanakan PLPG dalam rangka proses mensertifikasi guru. Tahun ini, kuota guru yang akan disertifikasi melalui UNJ mencapai 15.783 guru. "Sertifikasi guru sudah berjalan. Deadlinenya Desember, tapi kami targetkan selesai dua bulan sebelumnya," ungkap Bedjo. Seperti diberitakan, mulai tahun ini pemerintah serius menggenjot proses sertifikasi guru. Ditargetkan, pada 2015 mendatang seluruh guru telah selesai disertifikasi. Guru yang telah memperoleh sertifikasi berhak menerima dana tunjangan profesi. Untuk guru PNS tunjangan diberikan sebesar satu kali gaji, sedangkan guru non-PNS berhak menerima Rp 1.500.000 masing-masing di setiap bulannya. Dengan alasan agar lebih efektif, tunjangan tersebut diberikan per triwulan. Kompas.com, 11 Juni 2012

Baca Selengkapnya......

Insentif Guru Jangan Cuma Uang, Tapi Juga Pelatihan

Kompas.com - Dana ratusan juga yagn dikeluarkan pemerintah untuk program pendidikan gratis dinilai belum mampu meningkatkan kualitas guru. Karenanya pemberian insentif bagi guru seharusnya bukan cuma finansial tapi juga seminar dan pelatihan yang memang diperlukan untuk peningkatan kualitas para pendidik.Menurut Ketua Ikatan Guru Sulawesi Selatan, Muhammad Ramli Rahim, peningkatan kapasitas guru seperti mengikuti seminar atau pelatihan kerap tidak dinikmati guru karena biasanya diambil alih kepala sekolah atau pejabat dinas pendidikan. Kondisi itu, menurut Ramli, terutama dialami oleh guru-guru yang mengajar di pelosok pedesaan atau pesisir. Dengan alasan tempat yang jauh, seolah ada pembenaran untuk diwakilkan pihak lain. "Padahal peningkatan kapasitas guru itu sangat penting, agar dapat mengajar dan mendidik lebih baik pada siswanya," katanya. Fenomena lainnya, kepala sekolah yang mendapatkan kucuran dana bantuan operasional sekolah dan anggaran pendidikan dari APBD Sulsel dan kabupaten/kota, belum semuanya dibekali manajemen pengelolaan dan pelaporan keuangan. Karena itu, lanjut dia, program pendidikan gratis Pemprov Sulsel harus dievaluasi lebih jauh, agar anggaran yang sudah dikeluarkan hingga Rp500 miliar lebih sejak 2008 tidak sia-sia.

Baca Selengkapnya......

IGI Mendukung Uji Kompetensi Guru

JAKARTA, KOMPAS.com -- Niat pemerintah melaksanakan uji kompetensi bagi guru disambut baik Ikatan Guru Indonesia (IGI). Namun, uji kompetensi jangan sampai menjadi "hukuman" untuk mencabut tunjangan sertifikasi guru. "Ujian kompetensi bagi guru ini penting. Kalau guru berani menguji siswanya, maka guru harus berani diuji kompetensinya," kata Ketua IGI Satria Dharma, Rabu (27/6/2012) di Jakarta.Satria menyatakan, selama ini IGI memang berupaya terus-menerus meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru. "Ujian kompetensi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi guru Indonesia," ujar Satria. IGI berharap uji kompetensi dan pendidikan dan pelatihan (diklat) guna meningkatan mutu guru bisa dilakukan rutin agar profesionalitas guru terjaga. IGI, kata dia, berpandangan jangan sampai uji kompetensi ini hanya dilakukan untuk menguji satu kompetensi saja. Empat kompetensi mesti dilihat hasilnya, yakni kompetensi profesional, pedagogi, sosial, dan kepribadian. Di aspek kompetensi mana yang lemah, di sanalah pemerintah harus melakukan terapi meningkatkan kompetensi gurunya. IGI keberatan jika uji kompetensi dikaitkan dengan pembayaran tunjangan sertifikasi guru. "Uji kompetensi ini harus menjadi data awal untuk meningkatkan mutu dan profesionalitas guru," kata Satria. Menanggapi berbagai penolakan guru atas uji kompetensi ini, Satria menyatakan tidak berseberangan. "Kami tidak berseberangan dengan teman-teman organisasi guru lainnya. Kami justru mendukung upaya kritis itu," kata Satria. Satria menegaskan, IGI mendukung setiap upaya siapa pun untuk melakukan peningkatan mutu guru, baik itu pemerintah, swasta, atau pribadi-pribadi. "Tapi IGI menolak politisasi setiap peningkatan profesionalitas guru," ujarnya Satria. Sementara itu, Dewan Pembina IGI Ahmad Rizali mengatakan, peningkatan mutu dan profesionalitas guru memang tidak mudah dan sering kali melewati jalan terjal. "Kami konsisten dengan ikhtiar kami kepada bangsa ini untuk terus-menerus memperbaiki mutu guru," tutur Ahmad.

Baca Selengkapnya......

Hasil Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Negeri 2 Nganjuk Tahun Pelajaran 2012 / 2013  klik di sini

Baca Selengkapnya......