SELAMAT DATANG DI BLOG MATEMATIKA PAK EKO SMP 2 NGANJUK - JAWA TIMUR - INDONESIA
Blog ini sebagai sarana berbagi informasi dan pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran matematika
KITA GURU MATEMATIKA,KITA ADALAH SAUDARA

23 Desember 2010

Mudahnya Mengunduh Manfaat TI

Tutik Daryati
Guru Kimia SMA Negeri 4 Jember

Beberapa tahun terakhir ini teknologi mengalami lompatan luar biasa. Apa pun yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari serba teknologi terutama untuk keluarga modern. Mengacu data IDC Oktober 2008/2009, penjualan personal komupter di Indonesia mencapai 3 juta unit, mengalami kenaikan 640 persen. Tahun 2010 ini diperkirakan kenaikan menjadi 4 juta unit. Bukan tak mungkin jumlah ini membengkak setiap tahunnya.Hal utama tentu saja karena komputer mampu membantu kelancaran tugas. Baik dalam koridor kerja maupun belajar. Melihat kondisi dunia dewasa ini semuanya dituntut sigap. Jadi apa pun harus dilakukan dengan cepat. Pada akhirnya komputer bukan lagi merupakan barang asing, bahkan bagi pelajar sekolah dasar sekalipun, terlebih siswa SMA ataupun mahasiswa. Bila pelajar dan mahasiswa saja sudah terampil mengoperasikan komputer, sudah seharusnya para pengajar juga terampil memanfaatkan peranti modern ini. .

Sebelum era internet, siswa mendapat ilmu pengetahuan hanya dari apa yang diterangkan guru di kelas dan membaca buku pelajaran yang materinya relatif terbatas. Sehingga guru merupakan informan sangat penting. Bahkan bisa dikatakan guru merupakan satu-satunya sumber ilmu bagi siswa. Guru dapat dikatakan lebih pandai dari muridnya karena membaca buku lebih awal dibanding si murid. Hal tersebut tak masalah pada zaman dahulu sebelum teknologi ada karena apa pun yang diterangkan guru merupakan satu-satunya sumber ilmu bagi murid.

Kini, siapa pun dengan mudah bisa mencari informasi apa pun lewat internet. Pada gilirannya, informasi dari guru bukan satu-satunya informasi yang diperoleh siswa. Untuk itu, guru harus selalu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, entah dari berita di koran, televisi, internet maupun dari sumber lainnya. Apabila guru tidak berusaha menambah wawasannya, mudah ditebak, guru akan kalah dengan siswanya dan tergilas oleh kemajuan zaman. Karena bukan tidak mungkin murid akan lebih cepat mendapatkan informasi yang terbaru dibandingkan sang guru, karena siswa lebih piawai membuka internet.

Orang boleh kagum dengan teknologi dan perangkatnya, tetapi kalau tak mampu mengoperasikannya, akan percuma. Pada dasarnya, guru harus terampil mengoperasikan komputer karena perangkat ini menyediakan banyak sekali program-program yang bisa memudahkan pekerjaan mengajar, seperti aplikasi Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsift Power Point, dan lain-lain. Melalui software dasar ini kita bisa berinovasi dalam mengemas cara mengajar yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Microsoft Word membantu guru menulis naskah dan materi pembelajaran. Microsoft Excel berguna untuk menuliskan daftar nilai siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran yang langsung bisa ditampilkan dengan hasil penghitungannya. Microsoft Power Point menjadi senjata andalan membuat tampilan materi pembelajaran. Tampilan slide yang menarik akan membuat siswa lebih antusias memahami materi yang disajikan. Semua teknologi ini memungkinkan guru dan murid menyelenggarakan pendidikan dengan konsep paperless. Tanpa konsumsi kertas yang berlebihan dan ini sangat cocok dengan isu lingkungan yang akhir-akhir ini dibicarakan. Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi segala pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

Baca Selengkapnya......

Nilai UAS Kini Disetor ke Pusat

JAKARTA - Formulasi baru penentuan kelulusan siswa akan melibatkan partisipasi langsung sekolah. Ke depan, sekolah wajib memberikan nilai ujian akhir sekolah (UAS) kepada pemerintah pusat paling lambat seminggu sebelum ujian nasional (unas) berlangsung. Nilai itu akan dijadikan salah satu pertimbangan kelulusan yang akan ditentukan langsung oleh Kemendiknas.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramli mengatakan, mekanisme tersebut merupakan roh baru unas yang pada intinya menggabungkan nilai akhir pada ujian sekolah dan unas. Penggabungan tersebut akhirnya berujung pada penghapusan hak veto unas. "Sebab, pemberian nilai akan komprehensif dan tidak bergantung pada nilai di pusat atau sekolah saja," ujar Mansyur.

Karena itu, Balitbang merekomendasikan UAS dilaksanakan sebelum unas berlangsung atau paling lambat awal April 2011. Penyerahan hasil UAS ke Kemendiknas menjadi tanggung jawab penyelenggara provinsi. Nilai UAS harus diserahkan paling lambat tujuh hari sebelum unas dilaksanakan. "Untuk mengantisipasi potensi kecurangan sekolah, nilai harus masuk ke Kemendiknas pusat supaya bisa dikendalikan," katanya.

Peraturan itu berkaca pada masa evaluasi belajar tahap nasional (ebtanas) yang diselenggarakan beberapa tahun lalu. Saat itu ditemukan bahwa sekolah kerap melakukan kecurangan dengan menaikkan nilai unas siswa jika rendah. "Kami meminta semua pihak mengawasi sekolah selama penyelenggaraan unas karena pusat tidak bisa melakukan intervensi lebih dalam," jelasnya.

Mansyur menambahkan, untuk nilai rapor, lazimnya tidak ada angka mati karena penilaiannya ditentukan dengan kompetensi minimal. Nilai rapor ditentukan sendiri oleh sekolah. Mansyur menyebut, dengan formulasi tersebut, pemerintah bisa menemukan sekolah mana yang bermutu baik dan rendah.

Secara terpisah, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyebutkan, soal yang akan diujikan harus dibagi dua antara esai di ujian sekolah dan pilihan ganda di unas.

Anggota BSNP Djaali mengatakan, ujian sekolah sebaiknya esai karena akan menyubstitusi kekurangan soal pilihan ganda yang ditanyakan di unas. "Soal yang ditanyakan di unas dengan pilihan ganda tidak ditanyakan lagi di ujian yang dibuat sekolah," jelasnya.

Pembagian tersebut, lanjut Djaali, dimaksudkan agar unas tahun depan lebih komprehensif daripada sebelumnya. Walaupun terbagi dua soal, pembuatan kisi-kisi tetap dibuat pemerintah sehingga bisa terpetakan dengan baik. Menurut Djaali, ujian esai yang dibuat pemerintah juga harus sesuai dengan ketentuan di Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Persyaratan pembuatan esai yang dibuat sekolah harus memenuhi empat syarat, yakni sah secara substansional, konstruksional, bahasa, dan validitas empiris. Jika soal terbagi dua, falsafah unas yang diminta pemerintah akan terpenuhi. Yakni, falsafah komprehensif ketika soal menjangkau seluruh kemampuan siswa. Termasuk, aspek psikomotorik, kognitif, serta afektif yang juga harus diperhatikan dalam penilaian.

"Pembagian dua soal ini akan meningkatkan kompetensi kelulusan siswa. Nilai yang diukur dari penggabungan dua ujian tersebut juga akan lebih komprehensif," ujar Djaali.

Berdasar hasil rapat kerja (raker) bersama panja unas, Mendiknas Muhammad Nuh menjelaskan, pada 2011 unas tetap bisa dilaksanakan. Syaratnya, standar kelulusan ditentukan dengan formula baru yang mengakomodasikan nilai rapor, nilai ujian, dan akhlak untuk meningkatkan rasa adil bagi peserta didik serta mutu kelulusan pendidikan.

Sayang, rapat antara Kemendiknas dan Panja Unas Komisi X DPR belum menetapkan bobot formula antara unas dan ujian sekolah. Bobot antara unas dan ujian sekolah akan dibicarakan dan dibahas lagi dalam pertemuan pekan depan. Formula baru unas yang akan dilaksanakan adalah menggabungkan nilai dengan nilai sekolah. Nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1? 4. Selain itu, nilai gabungan antara nilai sekolah dan unas ditetapkan minimal 5,5.

Di samping itu, Nuh menyebutkan bahwa ada beberapa kelemahan formula tersebut. Yakni, dikhawatirkan akan timbul disparitas penilaian sekolah. Tapi, dia memastikan dengan formula baru itu, pemerintah menghargai nilai yang diberikan sekolah sehingga mendorong objektivitas dan kemandirian guru untuk menilai siswa. "Selain itu, meningkatkan kualitas ujian sekolah setara dengan unas," katanya. (zul/c7/agm)
JPNN.com, 15 Desember 2010

Baca Selengkapnya......

Mendiknas Terima Formula UN Versi DPR

JAKARTA -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengungkapkan, pihaknya untuk sementara ini menerima usulan formula ujian nasional (UN) yang diberikan oleh Panitia Kerja (Panja) UN Komisi X DPR RI, meskipun akan dibahas kembali.Berdasarkan hasil rapat kerja (raker) bersama Panja UN, Mendiknas menerangkan bahwa UN tahun 2011 akan tetap dapat dilaksanakan dengan catatan standar kelulusan ditentukan dengan formula baru yang mengakomodasikan nilai raport dan nilai ujian. Filosofi formula baru ini adalah meningkatkan rasa adil bagi peserta didik, dan lebih meningkatkan mutu kelulusan pendidikan. “Itu adalah beberapa rekomendasi yang diberikan oleh DPR yang kami terima untuk sementara ini,” ungkap Mendiknas ketika ditemui usai raker di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/12) malam.

Selain itu, Mendiknas juga menyebutkan bahwa di dalam rapat tersebut antara pihak Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dan Panja UN Komisi X DPR RI belum menetapkan bobot formula antara UN dengan ujian sekolah. “Mengenai bobot antara UN dan ujian sekolah akan dibicarakan dan dibahas lagi dengan DPR,” tukasnya.

Formula baru UN yang akan dilaksanakan adalah menggabungkan nilai UN dengan Nilai Sekolah (NS). Dijelaskan, nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1 - 4. Selain itu, nilai gabungan antara nilai sekolah dengan UN ditetapkan minimal 5,5. “Nilai sekolah dan UN mempunyai bobot masing-masing yang akan ditentukan oleh pemerintah. Bobotnya akan ditentukan, namun bobot nilai sekolah itu tentunya akan lebih kecil dari bobot UN,” jelas Mendiknas.

Dengan adanya formula baru ini, Mendiknas juga sempat mengatakan bahwa UN ulangan akan ditiadakan tahun depan. Pasalnya, syarat atau formula yang ada saat ini bisa dikatakan lebih longgar yakni maksimum 2 mata pelajaran dengan nilai 4 dan minimum 4 mata pelajaran dengan nilai minimum 4,25.

Selanjutnya, nilai kelulusan siswa adalah kombinasi dari nilai gabungan dengan nilai ujian sekolah seluruh mata pelajaran. Mantan Rektor ITS ini menjelaskan, penerapan formula baru ini akan meningkatkan nilai rata-rata hasil UN, menguji seluruh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. “Ini akan membuka peluang subyektifitas penilaian sekolah,” imbuhnya.

Namun disamping itu, Mendiknas juga menyebutkan bahwa ada beberapa kelemahan dari formula ini, yakni dikhawatirkan akan timbul disparitas penilaian sekolah. Namun, dipastikan dengan formula baru ini pemerintah menghargai nilai yang diberikan sekolah sehingga mendorong obyektifitas dan kemandirian guru untuk menilai siswa. Selain itu, meningkatkan kualitas ujian sekolah setara dengan UN. (cha/jpnn)

Baca Selengkapnya......

09 Desember 2010

Soal-Soal

Baca Selengkapnya......

Home

Baca Selengkapnya......

Perangkat Pembelajaran

Baca Selengkapnya......

Buku

Baca Selengkapnya......

04 Desember 2010

Terbentuknya Alam semesta

Terbentuknya Alam semesta unduh

Baca Selengkapnya......

02 Mei 2010

Catatan kecil tentang OSN

Olimpiade Sains nasional (OSN) tingkat Kabupaten pada jenjang SMP baru saja digelar tanggal 1 Mei 2010 serentak di seluruh Indonesia,dalam ajang bergengsi tersebut merupakan event pembuktian bagi anak - anak bangsa yang berpotensi dan bertalenta tinggi dalam bidang sains ( matematika,Fisika,biologi dan IPS terpadu) untuk mencatatkan diri sebagai yang terbaik di Kota / Kabupatennya masing - masing untuk berebut tiket lanjutan yang akan digelar di provinsi.Persaingan pun juga nampak antar masing – masing sekolah, kelihatan dari berbagai arahan dan instruksi dari para pembimbing dari masing – masing sekolah sebelum kegiatan dimulai.
Ajang ini sebenarnya juga arena unjuk kemampuan penguasaan materi olimpiade dari para pembimbing dalam membimbing dan menyampaikan kepada para peserta didiknya,karena bagi bapak ibu guru pembimbing yang tidak familier dengan soal – soal olimpiade maka ini juga menjadi satu masalah .Biasanya yang jadi alasan adalah Intake siswa rendah,daya dukung sekolah minim,tidak memperhatikan pembinaan,sarana tidakmendukung dll.Bagaimana dapat membimbing peserta didik ,kalau gurunya kemampuannya pas – pasan.Bahkan ada juga yang konyol tanpa ada bimbingan sama sekali,hanya menunjuk salah satu peserta didik yang dianggap pinter untuk mewakili sekolahnya hanya sekedar ikut meramaikan dan karena tugas dari dinas dan atasan.
Sangat eman – eman betul sebenarnya kalau kesempatan ini disia- siakan,sebab dalam olimpiade sains Internasional, ini menjadi primadona bangsa kita,banyak putra – putri bangsa membawa nama harum Indonesia dikancah forum olimpiade dunia,ditengah terpuruknya prestasi olahraga dan Seni, maka ini dapat menjadi posisi tawar yang harus kita pertahankan dan kita kembangkan.
OSN di gelar sejak tahun 2003, dan merupakan ajang tahunan,namun sampai saat ini masih banyak bakat – bakat terpendam dan talenta para peserta didik yang belum digarap dengan sungguh – sungguh, dan ini sebenarnya bukan monopoli sekolah kota atau sekolah favorit atau sekolah unggulan,namun kalau mau sungguh – sungguh menyiapkan diri dengan baik dan terintegrasi maka insyyalloh peserta didik lebih siap menghadapinya.
Bapak Ibu Guru harus berusaha memacu diri ,menguasai materi, memahami silabus OSN,setiap pembelajaran bukankah ada remedial bagi peserta didik yang belum tuntas dan pengayaan bagi yang sudah tuntas?maka bagi mereka yang punya kemampuan lebih dari teman-temannya berikanlah pengayaan materi dan soal – soal OSN, Cari dan galilah bibit unggul sejak dini dengan mengadakan seleksi ,menginventarisasi peserta didik yang berprestasi di jenjang sekolah sebelumnya, memberikan tes seleksi, tes kecerdasan, dari hasil saringan tersebut dibina secara rutin diluar jam regular,ajak wali murid untuk bicara dari hati kehati untuk ikut menyiapkan putra -putrinya .
Bagi penanggung jawab dan penentu kebijakan sekolah ,programlah dengan baik dengan memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan antara lain,buku – buku penunjang OSN,media – media lain ,menyiapkan APBS, adakan OSN tingkat sekolah,mengikutsertakan lomba atau event yang diadakan Sekolah – sekolah lain atau instansi lain untuk mengevaluasi binaan dan menambah rasa percaya diri peserta didik, mengikutsertakan guru pembimbing untukdiklat atau pelatihan OSN.
Bagi perguruan tinggi bisa menugaskan mahasiswanya dikoordinasi dosen untuk mengadakan pendampingan bagi tim OSN di sekolah – sekolah,MGMP baik tingkat sekolah maupun Kota / Kabupaten agendakan untuk mendalami OSN. Dan mmungkin masih ada seribu langkah lagi untuk meraih prestasi OSN,demikianlah sedikit catatan kami tentang OSN,Sukses OSN, majulah bangsaku Majulah Indonesiaku……………......
( ditulis : Eko Hadi Purnomo,S.Pd: Guru Matematika UPTD SMP 2 Nganjuk )

Baca Selengkapnya......

24 April 2010

Ujian Nasional Oh Ujian Nasional

UJIAN NASIONAL Oh UJIAN NASIONAL

Ujian Nasional SMP dan SMA telah usai UASBN SD sebentar lagi pro dan kontra telah istirahat sejenak,pemerintah dengan sungguh – sungguh dan berusaha keras menampilkan diri bermain cantik dan profesional ,bersama – sama instansi terkait BSNP,Perguruan Tinggi dengan TPI,Polri menjamin dan melindungi demi keamanan dan kelancaran,Gubernur,Bupati,Walikota bekerja keras untuk kesuksesan , Guru dan sekolah sebagai ujung tombak tidak pernah main – main dan setengah hati melaksanakan ujian nasional yang menjadi sorotan berbagai masyarakat baik secara individu atau pun lembaga swadaya (LSM) yang nota bene menjadi lawan politik Pemerintah ataupun ada sutradara lain yang ingin melemahkan wibawa pemerintah atau hanya iseng untuk melepas dahaga dan naluri yang mengatas namakan masyarakat,atau memang benar-benar itulah suara rakyat yang ingin meniadakan ujian nasional.
Kami heran dan belum bisa menerima mengapa ingin menghapuskan Ujian Nasional,Bukan karena kami adalah guru mata pelajaran yang di ujikan ,apakah mereka takut menghadapi ujian nasional atau hanya sekedar main – main dalam dunia pendidikan ,karena kalau kita tilik realita di lapangan dengan adanya ujian nasional anak – anak pada pontang – panting belajar, les privat atau kelompok, orang tua sibuk membimbing atau sekedar menyuruh anaknya belajar,tirakat puasa Senin – Kamis,sholat malam berdo,a untuk anaknya tercinta agar bisa lulus,sekolah sibuk dengan tambahan jam,les,klinik belajar, istigoshah,ziarah para wali,berdo,a dan sebagainya .
Masyaallaah apa yang ada dalam dada dan pikiran mereka sehingga begitu benci dengan ujian nasional , apakah demokrasi itu pemerintah tidak boleh rakyatnya pinter?tidak boleh memaksa rakyatnya untuk rajin belajar?apakah rakyat Indonesia sudah siap untuk diberi kebebasan memilih rajin belajar atau malas belajar,bekerja keras tau santai – santai,ujian atau tidak ujian,mari kita bayangkan ,anak – anak kita kalau tak ada iujian nasional apakah mereka pada giat belajar?,guru – guru kita apakah kalau tak ada ujian nasional, mereka sungguh – sungguh mengajar atau hanya main- main dalam mengajar,apakah mereka berani tidak meluluskan peserta didik dengan seadil – adilnya dan seobyektif mungkin? Kami pikir pemerintah sudah cukup bijaksana, Ujian Nasional sudah disampaikan standar kompetensi lulusan,nilai batas kelulusan juga tidak terlalu tinggi jika di banding dengan Negara lain,materi yang harus dikuasi peserta didik melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ,Standar Proses,Sekolah diberi kewenangan menyusun kurikulum (KTSP) tinggal Pemerintah menagih semua hasilnya melalui Ujian Nasional,mana yang kurang?
Permasalahan yang justru harus kita hadapi dan segera kita benahi adalah bagaimana meyakinkan dan menyiapkan mental peserta didik dan orang tuanya agar siap menghadapi Ujian Nasional dan hasilnya,bukankah dalam suatu ujian ,lulus dan tidak lulus itu hal yang wajar,dan sebenarnya kelulusan itu tidak hanya ditentukan oleh ujian nasional,tapi ada syarat – syarat lain yang tidak pernah diperhatikan oleh masyarakat dan orangtua peserta didik,dan sekolah juga masih banci untuk berani tidak meluluskan peserta didiknya karena nilai mata pelajaran non Nas atau nilai akhlak , kepribadian atau kehadiran dsb,sekolah hanya ambil jalan aman ,sehingga kelulusan hanya berpusat pada Ujian Nasional dan kalau tidak lulus hanya jadi beban dan tanggung jawab pemerintah,bahkan ada yang mengatakan bahwa sekolah 3 tahun hanya ditentukan 4 hari melalui ujian nasional , itu sebenarnya salah besar, bukankah masih ada ujian sekolah, ujian praktik,nilai akhlak,nilai budi pekerti,kehadiran dsb.
Dalam pelaksanaan Ujian Nasional bagaimana supaya guru sebagai pengawas bisa berpenampilan wibawa sebagaimana dalam kompetensi pedagogi yang harus dikuasainya dengan mematuhi dan menepati tata tertib ujian nasional yaitu melarang peserta saling menyontek,saling sms,melarang orang lain yang tidak berkepentingan masuk ruang ujian .tidak membocorkan soal,tidak memberikan jawaban ataupun petunjuk yang mengarah ke jawaban dsb.
Akhirnya kami punya pemikiran dan ide bahwa sebaiknya pemerintah tetap konsisten melaksanakan ujian nasional dan tentunya di dukung oleh wakil – wakil rakyat dan semua pihak khususnya steakholder pendidikan,supaya hasil ujian nasional lebih diakui untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan akuntabelitasnya tinggi maka sebaiknya untuk ujian nasional SD pengawasnya yang 50 % ambil guru – guru SMP,Ujian SMP pengawasnya 50 % guru – guru SMU, Ujian Nasional SMU pengawasnya 50 % dosen perguruan tinggi,kemudian untuk silang pengawas sebaiknya tidak per rayon tapi di acak satu kabupaten atau satu kota untuk lebih memecah pengelompokan pengawas dari satu sekolah ke sekolah lain.Mapel yang diujikan di tambah sehingga peserta didik tidak menyepelekan ujian non Nas,Nilai batas kelulusan ditingkatkan dari tahun ke tahun, segera penuhi fasilitas 8 standar nasional pendidikan seperti yang diamanatkan BSNP.
Akhirnya marilah kita tunggu hasil pengumuman kelulusan ,semoga tidak ada gejolak, sedih dan air mata bagi yang tidak lulus itu anggaplah hal yang wajar jangan di politisir .Sekiranya hanya ini yang bisa kami sampaikan lewat tulisan ini sebagai sumbangan pemikiran kami dalam dunia pendidikan akhirnya majulah pendidikan Indonesia.( Eko Hadi Purnomo,S.Pd:Guru SMP 2 Nganjuk)

Baca Selengkapnya......

08 Februari 2010

slide k b m




Baca Selengkapnya......